21 September, 2012

Ingin Pesan iPhone 5? Siapkan Minimal Rp 10 Juta!















Indonesia memang belum ada dalam daftar yang dimasukkan Apple untuk penjualan iPhone 5 di gelombang pertama, bahkan di periode kedua nama Indonesia masih belum terlihat. Namun hal ini tak menyurutkan niat konsumen Tanah Air untuk memiliki iPhone 5 segera.


Buktinya ada beberapa pedagang gadget offline dan online yang mengaku sudah kebanjiran pesanan peranti ini dari konsumen setianya. Bahkan mereka rela merogoh kocek cukup dalam untuk mendapatkan iPhone 5.

"Iya sudah ada yang pesan, sampai saat ini ada 10 orang yang memesan iPhone 5," tukas Didi, salah satu pedagang ponsel di Bandung, Jumat (21/9/2012).

Didi mengakui kalau dia menaikkan harga iPhone 5 tersebut dari harga normal, karena barang ini belum ada di Indonesia yang artinya dia harus memesannya dari luar negeri. Sayang dia tidak menyebutkan negara mana yang dimaksud.

Soal harga, Didi mematok iPhone 5 dengan storage 16 GB seharga Rp 10 juta padahal harga asli yang ditetapkan Apple untuk iPhone 5 tanpa kontrak sebesar USD 649.99 atau sekitar (USD 1 = Rp 9.602) Rp 6,2 juta. Sedangkan untuk storage 32 GB dan 64 GB, Didi memasang harga Rp 11 juta dan Rp 12 juta.

"Sebagai tanda keseriusan, saya meminta tanda jadi ke mereka antara Rp 2 juta sampai Rp 2,5 juta. Baru akan dilunasi setelah iPhone sudah diterima," ungkapnya.

Menurut Didi, para pembelinya tersebut juga mengetahui bahwa iPhone 5 ini menggunakan Nano SIM card. Mereka juga tahu bahwa Nano SIM card tersebut belum ada di operator sampai iPhone 5 itu resmi masuk ke Indonesia.

"Iya pada tahu (pakai Nano SIM card), paling juga nanti dipotong sendiri dari Micro SIM. Mungkin itu resikonya," katanya.

Selain Didi, ada toko jual beli online yang menawarkan iPhone 5 ini ke konsumen Indonesia. Namun saat ditelusuri harganya lebih mahal Rp 1 juta dari yang dibanderol oleh Didi di setiap versi.

Pada akhirnya keputusan ada di tangan calon pembeli. Menunggu iPhone 5 resmi masuk ke Indonesia atau langsung memesan ke pedagang yang menawarkan jasa tersebut.

SIM Card Biasa Dipotong Jadi Nano SIM, Bisa Kok!

 











Kabar yang menyebut SIM card biasa atau Micro SIM tidak bisa dipotong untuk dijadikan Nano SIM dan dibenamkan ke iPhone 5, ditepis oleh ahli digital forensik Ruby Alamsyah. Ia sudah membuktikannya sendiri.


Ruby mengaku baru saja membeli iPhone 5 di Singapura. Lantaran penasaran, ia pun langsung menjajal untuk membuat Nano SIM card dari kartu RUIM model biasa.

"Jadi saat transit di bandara Changi, Singapura -- dalam perjalanan pulang dari Amerika Serikat -- saya langsung menuju toko Apple di terminal 3. Saat dilihat antreannya sedikit, langsung saja saya membeli," ujarnya, Jumat (21/9/2012).

Tak tanggung-tanggung, Ruby langsung memborong 4 unit dan menjadi orang keempat di toko Apple tersebut yang membeli iPhone 5. "Memang satu orang cuma dibatasi membeli satu unit, tapi saya bolak-balik mengantre hingga beli 4 unit," lanjutnya.

Sesampainya di rumah, tak pelak rasa penasaran menggelayut di kepala pakar forensik yang biasa dimintai bantuan pihak kepolisian itu untuk segera mencoba 'mainan' barunya. Tentu saja aksi mengopreknya dimulai dari SIM card yang disematkan, sebab SIM Nano belum dijual operator lokal. 

"Mudah kok, saya memotongnya sendiri pakai gunting. Lebih gampang, kunjungi www.iPhonezen.com, di sana ada cetakannya untuk semua jenis SIM card dan ukurannya lebih jelas. Dari gambar tersebut, tinggal dicocokkan dengan SIM Card kita lalu dipotong," jelas Rubi

"Memang saat dijajal, ada bagian kuning-kuning yang kerap dianggap seperti sirkuit di kartu, agak sedikit terpotong. Tapi pas selesai dan dimasukkan ke iPhone 5, kartu Nano hasil potongan saya bisa jalan kok. Ini sudah beberapa jam dicoba gak ada masalah, bisa SMS-an, telepon, dan internet. Jadi sepertinya bagian kuning yang terpotong itu bukan core-nya, jadi tidak menyebabkan masalah," ia menambahkan.

Pun demikian, Ruby menegaskan jika apa yang dilakukannya memang belum tentu berhasil saat dicoba orang lain. 

"Istilahnya ini kan prakarya, belum tentu hasilnya selalu berhasil. Dan niat awal saya juga coba-coba, andai pun gagal, paling tinggal ganti kartu ke CS operator," tandasnya.

penemu serta produsen Nano SIM Card -- Giesecke & Devrient -- mengatakan bahwa cara konvensional dengan memotong kartu SIM yang lama agar bisa mendapatkan Nano SIM akan sulit dilakukan. Sebab kartu Nano SIM mempunyai ketipisan hingga 15% dari kartu SIM generasi sebelumnya.

"Seperti yang Anda tahu, beberapa orang memotong dengan cara konvensional dari SIM biasa ke MicroSIM dengan pisau atau gunting. Hal itu mungkin terjadi, karena ketebalannya sama. Namun hal yang sama tidak bisa dilakukan untuk Nano SIM karena ketebalannya berkurang 15%," tulis perusahaan itu, seperti dilansir Ubergizmo.

Nah, dengan 'prakarya' yang dilakukan Ruby sepertinya pernyataan Giesecke & Devrient mampu dimentahkan. Namun memang, jika mau lebih aman, sebaiknya mendapatkan Nano SIM card yang resmi dari operator.

Di Indonesia sendiri, sejumlah operator Tanah Air mengaku sudah siap memproduksi Nano SIM ini. Mereka menyiapkan kartu ini untuk menyambut iPhone 5 yang akan menyambangi Indonesia secara resmi.